MAKNA SIMBOLIK MANTRA DAN PERANGKAT BENDA YANG DIGUNAKAN DALAM PROSESI ADAT PERKAWINAN SUKU SASAK DI PRINGGABAYA ~ newbieXpose
Anda Bisa Memberikan Donasi Pada Blog Ini Dengan Klik Iklan Dibawah ini atau Banner atau Menjadi Follower atau Berkomentar, Terima Kasih Atas Bantuannya
BAB I PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Masalah Budaya berdasarkan pada perasaan, kepercayaan dan proses berpikir anggota masyarakat. Karena itu budaya perlu mendapatkan perhatian dan pelestarian sehingga dapat dinikmati dan dipahami oleh generasi selanjutnya. Salah satu jalan untuk melestarikan dan memahami budaya tersebut adalah melalui analisis atau Penelitian–Penelitian mengenai budaya itu sendiri. Menurut E. B. Tylor Kebudayaan adalah: Keseluruhan aktifitas manusia, termasuk pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat dan kebiasaan-kebiasaan lain (Ratna: 2005: 5). Dalam menganalisis budaya, seorang Peneliti selayaknya memiliki pengetahuan dasar tentang budaya itu sendiri, yang salah satunya berupa pemahaman tentang cara hidup masyarakat dan selanjutnya dapat mendeskripsikannya kembali baik secara lisan maupun tertulis. Salah satu bentuk pendeskripsian budaya yang dapat dijumpai saat ini yaitu karya sastra. Sebagai salah satu produk budaya, seni memiliki berbagai bentuk pengungkapan yang pada prinsipnya bertujuan untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan masyarakat yang tumbuh dan bekembang dari waktu ke waktu. Salah satu bentuk pengungkapan seni sebagai produk budaya adalah folklor yaitu yang berbentuk ungkapan tradisional (James Danandjaja dalam Sirajudin. 1993: 2). Folklor adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif yang tersebar dan diwariskan secara turun temurun, di antara kolektif macam apa saja secara tradisional dalam versi yang berbeda. Makna simbolik tuturan sebagai salah satu karya sastra menawarkan permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Pengarang menghayati berbagai permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan. Namun hal itu dilakukan secara selektif dan dibentuk sesuai dengan tujuannya yang sekaligus memasukkan unsur-unsur nilai religius dan memang segala sesuatu itu berdasarkan kepada suatu yang religius (Wellk dan warren dalam Darmawan. 2006: 2). Hal itu disebabkan karena pada dasarnya setiap orang yang mampu menghayati tanda dan lambang sebagai sarana untuk perenungan terhadap hakikat hidup dan kehidupan, Perenungan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Masyarakat Sasak adalah salah satu suku bangsa yang mempunyai beraneka ragam adat istiadat, adat istiadat yang kental sekali dan alami pada masyarakat Sasak antara lain prosesi adat istiadat perkawinan dalam masyarakat suku Sasak, kegiatan pelaksanaan adat selalu melebur dengan tuturan atau mantra. Tuturan atau Mantra dalam masyarakat adalah sebuah tuturan kata-kata yang mempunyai ruh, kata-kata yang berjiwa yang mengandung petuah dan hanya jiwa yang hidup yang dapat memberikan rasa atau reaksi sesuai dengan makna apa yang terdapat dibalik makna kata-kata dalam sebuah tuturan atau mantra. Dengan melestarikan adat budaya, kita akan menunjukkan jati diri sebagai bangsa yang memiliki daya diri. Kita adalah bagian dari bangsa dan sebagai mahluk sosial mestinya kita ingin menujukkan identitas diri suku Sasak. Makna simbolik mantra dan benda yang digunakan dalam prosesi adat perkawinan masyarakat suku Sasak, ditinjau dari fungsinya adalah sebagai pemantapan lahir dan batin bagi kedua mempelai, dimana kedua mempelai adalah dua insan yang berlainan jenis dari segala sisi namun sama dalam titik hidup dan kehidupan. Dilihat dari lahiriahnya makna dari sebuah tuturan atau mantra itu terdir,i dari kata-kata yang bertuah dan kata-kata yang tersusun rapi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi masyarakat penggunanya serta dapat memberikan penjelasan tentang apa yang sebenarnya dan bagaimana makna simbolik mantra dan benda yang digunakan dalam prosesi adat perkawinan masyarakat suku Sasak dan hubungannya dengan sesama manusia dan hubungannya dengan sang pencipta. Mengingat betapa pesatnya dinamika penomena alam lingkungan yang tidak bersahabat lagi, kalau ditinjau dari asas budaya, maka sepantasnyalah kita mengungkapkan apa yang ada di pangkuan Sasak Lombok ini, salah satunya yaitu makna simbolik mantra dan benda yang digunakan dalam prosesi adat perkawinan suku Sasak. Apakah arti sebuah acara adat kalau dilihat secara lahiriahnya, namun acara adat ini penuh dengan lambang dan penanda dalam makna simbolik mantra dan benda yang digunakan dalam prosesi adat perkawinan masyarakat Sasak di Pringgabaya. Menurut keterangan Informan adalah sejak adanya penghuni di pulau Lombok ini, pada waktu itu belum ada agama Islam. Berdasarkan dari latar belakang di atas dan untuk menanamkan kecintaan masyarakat terhadap makna simbolik mantra dan benda yang digunakan dalam prosesi adat perkawinan masyarakat Sasak agar dapat mengerti, memahami, dan mengamalkan ajara-ajaran yang terkandung di dalamnya, Penulis merasa tertarik untuk mengadakan Penelitian tentang: “Makna Simbolik Mantra Dan Benda Yang Digunakan Dalam Prosesi Adat Perkawinan Masyarakat Suku Sasak Di Desa Pringgabaya“. 
jika sobat membutuhkan skripsi lengkapnya untuk refrensi silahkan di download dan semoga bermanfaat

0 comments:

Posting Komentar