Masih adakah ibu-ibu yang menggoreng dengan minyak goreng yang dipakai berulang-ulang? Jika hal itu masih dilakukan ternyata sangat berbahaya bagi kesehatan. Karena untuk urusan goreng-menggoreng, minyak goreng merupakan unsur yang tidak bisa dipisahkan, memang bisa menggunakan mentega atau pasir, tapi penggunaan minyak goreng tetap utama. Penggunaan mentega hanya untuk jenis makanan tertentu, begitu pun pasir, pasir emang bisa buat menggoreng tetapi untuk hanya beberapa jenis panganan saja bukan???
Minyak goreng bekas ini jadi pilihan karena memang lebih murah, namun sebenarnya penggunaan minyak goreng bekas ini sangat berbahaya bagi kesehatan. Berdasarkan penelitian, telah ditemukan berbagai indikasi penyakit yang disebabkan oleh makanan yang digoreng menggunakan minyak jelantah, seperti jantung koroner bahkan sampai kanker. Inilah yang patut untuk kita waspadai.
Menurut Ketua Koalisi Fortifikasi Indonesia (KFI), Soekirman, yang diwawancarai Republika.co.id, mengatakan minyak goreng yang telah berwarna hitam karena dipakai berulang-ulang justru dapat menimbulkan racun. Fortifikasi adalah penambahan satu atau lebih zat gizi mikro dalam bahan makanan. Sekarang ini pemerintah juga tengah mengupayakan fortifikasi vitamin A dalam minyak goreng. Soekirman menambahkan, sekarang ini fortifikasi hanya dilakukan secara sukarela dan belum menjadi kewajibandia, konsumen perlu mengetahui apa bahayanya menggoreng dengan minyak yang sama berkali-kali.
Minyak bekas ini dapat berupa minyak baru yang penggunaan berulang-ulang sampai warnanya hitam legam, atau berupa minyak goreng bekas yang berwarna hitam legam itu didaur ulang lagi menjadi minyak berwarna bening, sering dikenal dengan minyak jelantah. Minyak yang berwarna hitam sering saya lihat pada pedagang gorengan, pedagang ayam goreng di pinggir-pinggir jalan. Sedangkan minyak jelantah terkadang juga digunakan produsen makanan olahan yang menggunakan minyak goreng dalam proses penggorengannya.
Penggunaan minyak goreng berulang kali pada suhu tinggi akan mengakibatkan hidrolis lemak menjadi asam lemak bebas yang mudah teroksidasi, sehingga minyak menjadi tengik dan membentuk asam lemak trans yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang berhubungan dengan metabolisme kolesterol yang berujung pada penyakit tekanan darah tinggi dan jantung serta akan membentuk akrolein yaitu suatu senyawa yang menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan dan menimbulkan batuk. Dan yang tak kalah berbahaya, minyak ini juga bersifat karsinogen sehingga bisa menyebabkan kanker lho....... Mengerikan juga bukan???. Jadi kesimpulannya kita sebagai konsumen harus jeli memilih minyak goreng untuk dikonsumsi
Minyak goreng bekas ini jadi pilihan karena memang lebih murah, namun sebenarnya penggunaan minyak goreng bekas ini sangat berbahaya bagi kesehatan. Berdasarkan penelitian, telah ditemukan berbagai indikasi penyakit yang disebabkan oleh makanan yang digoreng menggunakan minyak jelantah, seperti jantung koroner bahkan sampai kanker. Inilah yang patut untuk kita waspadai.
Menurut Ketua Koalisi Fortifikasi Indonesia (KFI), Soekirman, yang diwawancarai Republika.co.id, mengatakan minyak goreng yang telah berwarna hitam karena dipakai berulang-ulang justru dapat menimbulkan racun. Fortifikasi adalah penambahan satu atau lebih zat gizi mikro dalam bahan makanan. Sekarang ini pemerintah juga tengah mengupayakan fortifikasi vitamin A dalam minyak goreng. Soekirman menambahkan, sekarang ini fortifikasi hanya dilakukan secara sukarela dan belum menjadi kewajibandia, konsumen perlu mengetahui apa bahayanya menggoreng dengan minyak yang sama berkali-kali.
Minyak bekas ini dapat berupa minyak baru yang penggunaan berulang-ulang sampai warnanya hitam legam, atau berupa minyak goreng bekas yang berwarna hitam legam itu didaur ulang lagi menjadi minyak berwarna bening, sering dikenal dengan minyak jelantah. Minyak yang berwarna hitam sering saya lihat pada pedagang gorengan, pedagang ayam goreng di pinggir-pinggir jalan. Sedangkan minyak jelantah terkadang juga digunakan produsen makanan olahan yang menggunakan minyak goreng dalam proses penggorengannya.
Penggunaan minyak goreng berulang kali pada suhu tinggi akan mengakibatkan hidrolis lemak menjadi asam lemak bebas yang mudah teroksidasi, sehingga minyak menjadi tengik dan membentuk asam lemak trans yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang berhubungan dengan metabolisme kolesterol yang berujung pada penyakit tekanan darah tinggi dan jantung serta akan membentuk akrolein yaitu suatu senyawa yang menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan dan menimbulkan batuk. Dan yang tak kalah berbahaya, minyak ini juga bersifat karsinogen sehingga bisa menyebabkan kanker lho....... Mengerikan juga bukan???. Jadi kesimpulannya kita sebagai konsumen harus jeli memilih minyak goreng untuk dikonsumsi
0 comments:
Posting Komentar