Analisis Pragmatis Tembang Sinom Pada Masayarakat Suku Sasak Di Desa Sepapan Kecamatan Jerowaru ~ newbieXpose
Anda Bisa Memberikan Donasi Pada Blog Ini Dengan Klik Iklan Dibawah ini atau Banner atau Menjadi Follower atau Berkomentar, Terima Kasih Atas Bantuannya
Skripsi Analisis Pragmatis Tembang Sinom
Pada Masayarakat Suku Sasak
Di Desa Sepapan Kecamatan Jerowaru

Oleh :

PURNAWATI
NIM. 09.8.5.1811
BAB II.  KAJIAN TEORI 

2.1.    Kedudukan Sastra Lama
Sastra lama pada hakikatnya merupakan sastra yang tumbuh dan berkembang di daerah-daerah  se-Indonesia terutama di daerah Lombok.   Disamping sastra yang tersimpan dalam tulisan, hampir semua suku bangsa di Indonesia mempunyai sastra yang berbentuk lisan bahkan juga memelihara keduanya (Ikram, 1981 : 76).   Sastra lama yang umumnya berbentuk tulisan (naskah) terancam musnah karena hilangnya perhatian dari masyarakat pemiliknya.   Mengingat  para pemilik sastra tulis umumnya berusia lanjut, diberbagai daerah sastra tersebut sudah mendekati kepunahan.   Oleh karena itu diperlukan penanganan yang bersifat segera.
Perlunya diberikan perhatian dan penanganan yang bersifat segera terhadap sastra tulis ini supaya tidak mengalami kemusnahan, karena sastra tulis mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting dan berarti pada masyarakat pemiliknya.   Posisi yang penting dan berarti ini tidak dapat dihapuskan dari pernyataan ahli sastra, bahwa sastra itu sangat berguna dan menyenangkan.   Sastra dikatakan berguna karena mengandung ajaran dan nasihat yang dapat dijadikan panutan (suri teladan).   Sastra dikatakan menyenangkan karena sebagai karya seni, sastra mengandung nilai-nilai estatis dalam fungsinya sebagai pelipur lara.

2.2.    Peranan Sastra Tulis Dalam Pendidikan  
Sastra mempunyai peranan yang cukup penting didalam membentuk manusia yang berkepribadian dan berwatak, karena sastra merupakan sarana untuk membina manusia dalam mengenal kehidupan dan masalahnya.    Hal ini sejalan dengan pernyataan Darma (184 : 79) bahwa sastra seperti halnya filsafat dan agama yang juga mempelajari masalah manusia.   Dengan cara yang berbeda, sastra, filsafat dan agama dapat dijadikan sarana pembentuk jiwa yang humainis yaitu jiwa yang halus, manusiawi dan berbudaya.
Sebagai karya seni, sastra tulis mengandung serta mengungkapkan berbagai persoalan manusia, fenomena  masyarakat, lingkungan fisik dan non fisik manusia, nilai sosial, agama dan berbagai macam nilai lainnya didalam kehidupan manusia sehari-hari.   Sastra tulis secara tidak langsung berarti membentuk sikap seseorang tanpa disadarinya.   Menggali sastra tulis secara tidak langsung berarti mendalami soal-soal kehidupan secara luas dan mendalam.
Pernyataan dan pemahaman terhadap sastra tulis akan menjadikan orang semakin arif dan bijaksana dalam menyikapi aneka persoalan didalam hidupnya.   Hal ini sesuai dengan  pendapat Suyitno (1986 : 51) yang menyatakan bahwa sastra dapat difungsikan sebagai alat pembina  tata nilai dalam berbagai  sendi kehidupan intelektual, pendidikan rohani serta hal-hal lain yang bersifat personal maupun sosial.   Dengan demikian peranan sastra dalam pendidikan sejalan dengan tujuan pendidikan humaniora yaitu : membentuk manusia yang berbudi pekerti dan berwatak budaya.

2.3.    Pengertian Tembang Sinom
2.3.1.    Tembang
        Tembang berarti nyanyian, syair yang diberi lagu untuk dinyanyikan; puisi (kamus besar Bahasa Iandonesia 1995  1030).   Tembang berarti lawas yang dinyanyikan sambil menggembala ditempat terpencil, jauh dari khalayak ramai, yang isinya mengenai peringatan diri, renungan rasa haru, renungan dan kesadaran diri (Surangga, 1991 : 51).
2.3.2.    Sinom
        Sinom adalah macapat yang biasanya romantis berisi percintaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995 : 9460).   Senada dengan pernyataan di atas juga Anang Zubaidi Soemerep mengatakan bahwa tembang Sinom dipergunakan untuk menggambarkan suasana erak yang mewujudkan kelincahan.   Watak tembang sinom adalah senang, gembira dan memikat (2001: 2).

2.4.    Konsep Pendekatan Pragmatik.
Semi (1988 : 44) mengemukakan bahwa pendekatan pragmatik menganut prinsip bahwa sastra yang baik adalah sastra yang dapat memberikan kesenangan dan manfaat bagi penikmatnya.   Pendekatan ini menggabungkan unsur pelipur lara dan unsur pendidikan.   Pemanfaatannya berhadapan dengan realitas konsep keindahan dengan konsep dedaktisnya.
Pendekatan pragmatik dalam penelitian ini berpijak pada fungsi tembang sinom pada kehidupan bermasyarakat.   Dengan demikian analisisnya berkaitan dengan nilai-nilai dedaktis yang terkandung didalam tembang sinom itu sendiri (Teeuw, 1984 : 135).
Karya sastra merupakan jalan untuk mencapai visi, reaksi dan opini pengarang terhadap sesuatu yang dilihat, diamati, dirasa dan dipikirkan.   Sebagai media yang terbentuk dari pekerjaan seni kreatif, objeknya adalah manusia dengan segala persoalan kemanusiaannya.   Seperti yang dikemukakan oleh Damono (1978 :1)  karya sastra adalah menampilkan gambaran kehidupan itu sendiri adalah kenyataan sosial, seperti hubungan antara masyarakat dengan masyarakat, antara masyarakat dengan individu serta peristiwa yang terjadi dengan batin seseorang.   Dengan demikian segala aspek kehidupan manusia dan budayanya terdapat dalam sastra.   Didalam sastra, sastrawan memperlihatkan sikapnya memberikan kebijaksanaanna tentang berbagai aspek kehdupan manusia, tidak terkecuali tentang sikap dirinya sendiri.

2.5.    Nilai Pragmatik
Karya sastra memegang yang sangat penting artinya dalam membentuk manusia yang berkepribadian dan berwatak budaya.    Sebagai karya seni, sastra tidak hanya berbicara tentang nilai-nilai yang bersifat estetis tetapi juga berbicara tentang nilai etis.    Melalui karya sastra dapat kesadaran tentang pemahaman dan penghayatan nilai-nilai kemanusiaan secara luas dan mendalam.   Kebudayaan dan sastra sebagai karya manusia pengaruh positif terhadap watak dan sikap masyarakat.    Selain berfungsi sebagai sarana hiburan yang mengungkapkan perasaan dan pikiran manusia, karya sastra dapat juga difungsikan sebagai sarana penyimpanan nilai-nilai.
Tembang sinom (puisi sinom) sastra rakyat suku sasak, diasumsikan sebagai sarana penyampaian nilai-nilai yang berguna dan bermanfaat bagi kehdupan manusia.   Hal ini sesuai dengan pendapat Esten (1984 : 13) bahwa analisis pragmatik berusaha menonjolkan peran pembaca untuk mengkaji mana karya sastra dapat memberikan manfaat atau efek-efek tertentu misalnya kesenangan, pendidikan politik dan lain-lain bagi kehaidupan sosial pada umumnya.
Sedangkan kamus dalam istilah sastra pragmatik yang gerakan filsafat menekankan pentingnya efek atau nilai-nlai yang menonjol (Sudjiman, 1986 : 60).   Nilai-nilai pragmatik selalu menonjolkan peran pembaca sebagai pemberi makna, sehingga baik sadar atau tidak, subyektif sulit dihindari.    Pemberi nama dalam karya sastra tersebut tergantung pada visi-visi pembaca sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya.
Nilai-nilai pragmatik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai-nilai kependidikan yang terkandung dalam tembang sinom suku Sasak.   Nilai-nilai tersebut adalah :
1.    Pendidikan kecerdasan, artinya tembang Sinom suku Sasak berfungsi melatih dan mengembangkan kecerdasan seseorang agar terbiasa menggunakan pemikirannya dalam segala hal.
2.    Pendidikan keimanan, artinya tembang Sinom suku Sasak berfungsi memberikan nasihat, petunjuk serta ajaran dan bimbingan yang sesuai dengan arambu-rambu agama.
3.    Pendidikan moral, maksudnya tembang sinom suku Sasak berfungsi sebagai sarana mengarahkan tingkah laku dan sikap seseorang yang sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
4.    Pendidikan pengembangan perasaan artinya tembang sinom suku Sasak berfungsi memberikan kemampuan menciptakan rasa peka terhadap pengembangan perasaan serta batin di lingkungan masyarakat penikmatnya.
5.    Pendidikan pengembangan imajinasi artinya tembang sinom suku Sasak berfungsi memberikan kemampuan menciptakan cipta dalam angan-angan dan pikiran tentang sesuatu yang diserap oleh panca indra atau belum pernah dialami oleh kenyataan.
6.    Pendidikan pengembangan kepribadian artinya tembang sinom suku Sasak berfungsi atau sangat bermanfaat bagi penikmatnya terutama bidang mental dan kepribadian yang dapat memperkaya batin seseorang atau anak didik.
7.    Pendidikan pengembangan tanggungjawab artinya tembang sinom suku Sasak berfungsi untuk menanamkan sifat dan tanggungjawab kepada seseorang atau anak didik untuk tumbuh menjadi manusia yang dewasa.


3 comments:

Mobile App Development mengatakan...

Hi, Really great effort. Everyone must be read this article. Thanks for sharing.

Masterbet88 Grand Opening Promo Bonus 50% Sportsbook dan Casino Online mengatakan...

Thakns for sharing :)

eCommerce Web Development mengatakan...

Awesome work.Just wanted to drop a comment and say I am new to your blog and really like what I am reading.Thanks for the share

Posting Komentar